Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat islam. Semua  umat menyambutnya  dengan penuh bahagia dan berbagai kegiatan. Terutama  dalam membangunkan orang sahur . Di kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan,  sekumpulan remaja dan siswa sekolah memilih menciptakan musik sahur  yang indah dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti potongan  drum, gentongan bambu, baskom bocor, botol kecap dan barang-barang tak  berguna lainnya.
Para remaja kreatif ini yakin irama musik sahur yang mereka suguhkan  kepada publik akan memberi sugesti atau motifasi agar warga bersemangat  menjalankan puasa. Mereka percaya irama musik dari barang-barang bekas  ini bisa memancing selera makan sahur anda, agar esok hari bisa  menjalani puasa dengan sehat dan kuat.
Ramadan memang belum tiba, namun puluhan remaja dan siswa sekolah di  Madimeng, kelurahan Mamminasae, kecamatan Paleteang, Pinrang, Sulawesi  selatan ini sudah lama giat berlatih memperlancar musik sahur ciptaan  mereka. Meski baru latihan namun antusias warga datang menyaksikan  mereka cukup tinggi, terbukti setiap kali latihan di halaman belakang  rumah warga selalu ditonton banyak warga.
Dengan peralatan musik sederhana yang mereka buat sendiri seperti  potongan drum yang ditutup dengan bekas karung gula atau pupuk, gentong  bambu, botol kecap dan orgen pinjaman dari warga, group musik sahur yang  diberi nama patroli band ini ternyata bisa menghasilkan irama musik  sahur yang indah.didengar.
Ridwan, salah satu personil group musik sahur Patroli band mengatakan  menyuguhkan musik sahur yang indah dan menarik tak perlu harus menguras  kocek besar untuk membeli peralatan moderen. Dengan memanfaatkan  barang-barang bekas yang ada, Ridwan bersama kelompoknya bisa  menyuguhkan irama musim sahur yang menarik. Potongan drum bekas atau  baskom bocor yang ditutup dengan terpal plastik atau bekas karung gula  mereka bisa membuat gendang.
“Tanpa alat moderen yang harganya mahal kita bisa menghibur dan  membangunkan warga makan sahur dengan irama musik ciptaan kami  menggunakan bahan-bahan bekas,” ujar Ridwan.
Untuk bisa membeli peralatan tambahan seperti pengeras suara,  pengeras suara, accu (aki) dan microfone, para remaja ini mengumpulkan  kocek dari anggota sendiri sambil menghimpun sumbangan dari warga secara  suka rela. Namanya juga sukarela umumnya warga hanya memberi sumbangan  ala kadarnya Rp 5.000 atau 10 ribu per keluarga.
Grup musik sahur Patroli band yang dibentuk empat tahun lalu ini  berangkat dari niat yang tulus oleh sekumpulan remaja dan siswa sekolah  di Madimeng, Kelurahan Mamminasae untuk berpartisipasi membangunkan  warga makan sahur, agar mereka bisa berpuasa dengan sehat esok hari.
Para remaja dan siswa sekolah ini percaya racikan musik sahur ciptaan  mereka akan memberi motivasi kepada setiap warga agar mereka  bersemangat bangun sahur. Mereka juga yakin musik sahur Patroli band tak  hanya menjadi teman setia di kala makan sahur tapi juga bisa  membangkitkan gairah dan selera makan sahur anda.
Meski tak mendapat gaji atau honor apa pun dari jerih payah mereka  membangunkan warga dengan hiburan musik sahur dari lorong ke lorong desa  di kampungnya. Para remaja ini tetap kompak dan bersemangat menyambangi  warga dari rumah ke rumah untuk memastikan tidak ada satu pun warga  desa yang tidak makan sahur hanya karena lupa bangun tidur.
Sejumlah warga yang doyan tidur dan sulit bangun sahur bahkan sengaja  berpesan khusus kepada kelompok remaja ini agar mereka dibangunkan  secara khusus. Tak ada imbalan apa pun atas jasa mereka selain ucapan  terima kasih. Warga setempat mengakui kegiatan postif para remaja dan  siswa sekolah ini terbukti dirasakan warga sangat bermanfaat, terutama  mereka yang terlambat bangun sahur. Tak jarang group musik sahur Patroli  band kerap diundang warga untuk menghibur pada acara sunatan atau  khataman al Quran di luar bulan Ramadan.
Lamansi, salah satu warga kelurahan Mamminasae mengaku sangat  berterima kasih dengan partisipasi group musik Patroli band yang setia  menyapa warga dengan suguhan musiknya yang menarik.
“Saya terus terang bangga dan senang dengan kegiatan positif para  remaja ini. Saya tak perlu khawatir terlambat sahur, karena mereka setia  menyambangi warga dari rumah ke rumah untuk memastikan mereka terjaga  dan bangun sahur,” ujar Lamansi.
Sumber 
 

 
 
 
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !